Minggu, 07 November 2010

Tekstur tanah

I. PENDAHULUAN


Latar Belakang

Tekstur tanah adalah susuna relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm-5mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer. Untuk keperluan pemeliharaan ada 13 kelas tekstur tanah yaitu : pasir, debu, liat, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung dan liat berdebu. Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat sangat halus. Penetapan tektur tanah secara garis besar dibagi dua yaitu : 1. penetapan dilapang dan penetapan dilaboratorium. Penetapan lapang dilakukan dengan membasahi tanah kering atau lembab, kemudian dispirit diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk pita lembab sambil di perhatikan adanya rasa kasar atau licin, dapat ditentukan kelas tekstur lapang. 2. penetapan tekstur tanah dilaboratorium, ada melalui tiga tahapan dalam analisis ukuran artikel yaitu menghilangkan bahan-bahan pengikat tanah, dispersikan kimiawi partikel-partikel tanah dan pecahan. Untuk dapat mengerti dan memahami juga mempelajari tekstur tanah, maka dilakukan praktikum mengenal tekstur tanah. Tujuan Adapun tujuan praktikum tekstur tanah ini adalah : 1. mengetahui komposisi suatu tanah 2. mengetahui serta menggambarkan suatu tekstur tanah 3. dapat menentukan suatu tekstur suatu tanah. 4. mengetahui kelas-kelas tekstur tanah. 5. mengetahui tekstur tanah dilapang dan dilaboratorium II. TINJAUAN PUSTAKA Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan dalam perbandingan proposi (%) relative antara fraksi pasir (sand)(berdiameter 2,00 – 0,20 mm / 2000 – 200 mikrometer, debu (slit) (berdiameter 0,20 – 0,002 mikrometer atau 200 – 2 mikrometer dan liat (clay)(< 2 mikrometer). Partikel berukuran diatas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai tanah fraksi, tetapi menurut Lal(1979) harus diperhitungankan evaluasi tekstur tanah. Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertestur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hanafiah, 2007) Besar partikel tanah relative sangat kecil, diistilahkan dengan tekstur. Tekstur menunjukan sifat halus atau kasar butiran-butiran tanah lebih khas lagi tekstur ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir (sand) liat (clay) dan debu (slit) yang terdapat dalam tanah. Suatu gumpal tanah tidak pernah tersusun hanya oleh satu macam tekstur sendiri. Langkah pertama untuk menentukan tektur tanah dengan cara menganalisis fraksi-fraksi (butiran-butiran tanah tersebut). Liat adalah fraksi yang berpengaruh terhadap campuran fraksi lain, dengan ini kata sifat liat dipergunakan dalam nama kelas kebanyakan tanah yang berisikan persentase yang lebih besar dari pada yang lain. Untuk menentukan tekstur tanah USDA telah membuat suatu diagram bidang untuk membandingkan persentase fraksi-fraksi liat, debu dan pasir. Diagram tersebut dinamakan segitiga tekstur tanah. Segitiga tersebut adalah segitiga sama sisi dengan titik puncak liat. Kemudian titik sudut debu dan pasir. Titik-titik fraksi tersebut adalah titik-titik kedudukan 100 % fraksi yang bersangkutan ( Suryatna Rafi’1989). Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kempuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir > 70 %, prositasnya rendah (<40%), sebagian ruang pori berukuran besar sehingga airasi nya baik, daya hantar air cepat, tetapi kemampuan menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir mudah diolah, sehingga juga disebut tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya > 35 % kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah, tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liata sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi dan tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk tanaman tinggi. Mineral liat merupakan kristal yang terdiri dari susunan silika tetrahedral dan alumia oktahedral. Didalam tanah selain dari mineral liat, muatan negatif juga berasal dari bahan organik. Muatan negatif ini berasal dari inonisasi hidrogen pada gugusan karboksil atau penolik (Islami dan Utomo, 1995).

Usuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar dan oleh karena itu menunjukan permukaan yang kecil dibandingkan dengan yang ditunjukan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20 % bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur halus dengan 30 % bahan organik atau lebih berdasarkan robot mempunyai sifat yang didominasi oleh fraksi organik dan bukanya oleh fraksi mineral. Penentuan tekstur tanah sering perlu bila memerikasa tanah dilapangan, menggunakan metode rasa untuk menentukan tekstur tanah berbagai horizon, polipedon, dan untuk mengindentifikasi tanah dengan seri dan tipe dan untuk membedakan antara tanah tanah yang berbeda langskap. Lempung yang terasa sangat berpasir merupakan lempung berpasir (Foth, 1994)

Tektur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Terdapat perbedaan penting lainya antara pasir, dan liat pada beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan element-element tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada umumnya unsur hara yang esensial dan dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaanya per gram lebih besar, dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir yang menyebabkan tanah lebih subur dari pada tanah berpasir.
Hukum stokes menghubungakan kecepatan penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang ketahui (Foth, 1991).





















III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamtan

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut


Tabel 1. Hasil penetapan tekstur tanah dilapang
Jenis tanah Rasa dan sifat tanah Tekstur tanah
Tanah Inceptisol Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan agak mengkilap Lempung
Tanah Ultisol Rasanya kasar agak jelas, membentuk bola, agak teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat Lempung liat berpasir

Tabel 2. Hasil penetapan tekstur tanah diLaboratorium
Jenis tanah Persentase (%) Tekstur
Pasir Debu Liat
Inceptisol 44,26 21,39 34,35 Lempung berliat
Ultisol 63,58 19,32 17,10 Lempung berpasir



Pembahasan

Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya < 2 mm). Pada beberapa tanah, kerikil, batu, dan batuan induk dari lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah. Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Atau tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat, laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbungan tanaman, diatur oleh tekstur, karena menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi. Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah air. Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka semakin banyak ruang pori pori diantara partikel partikel tanah tersebut, sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah. Dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi mengikat air, sehingga persentase liat dan debu tinggi, dan kadar airnya pun tinggi. Hukum ”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternyajika dicobakan dengan kekuatan lapang yang diketahui. Bila dihubungkan dengan antara hukum stokes dengan tekstur tanah yakni debu, liat, dan pasir, terdapat perbedaan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial atau kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi cendrung mempunyai kapasitas yang tinggi, menahan air maupun unsur hara yang tersedia. Pada praktikum tekstur tanah, kami menggunakan tanah inceptisol dan ulisol. Tanah inceptisol merupakan tanah yang belum matang ( immature ) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibandingkan dengan tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Warnah tanah inceptisol beranekaragam tergantung dari jenis bahan induknya, warna kelabu bahan induknya sungai, warna coklat kemerah-merahan karena mengalami proses reduksi, warna hitam mengandung bahan organik yang tinggi. Proses pedogenesis yang mempercepat proses pembentukan tanah inceptisol adalah pemindahan, penghilangan karbonat, hidrolisis mineral, primer menjadi formasi lempung, pelepasan sesquioksida akumulasi bahan organik. Sedangkan proses pedogenesisnyang menghambat pembentukan tanah inceptisol adalah pelapukan batuan dasar menjadi bahan induk. Tanah inceptisol yang terdapat didataran rendah solum yang terbentuk tipis pada umumnya tebal, sedangkan pada dartan-daratan berlereng curam solum yang terbentuk tipis. Pada tanah yang inceptisol kandungan liat cukup tinggi, dan memiliki kesuburan yang baik. Sedangkan tanah pada ultisol merupakan tanah yang mempunyai nilai kejenuhan < 35 %. Ciri morfologi yang penting pada ultisol adalah adanya peningkatan fraksi liat dalam jumlah tertentu pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi dayaserap air dan meningkatkanaliran permukaan dan aerasi tanah. Tanah Ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dan dicirikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi tanah seiring dengan kedalman tanah, reaksi tanah masam dan kejenuhan basa rendah. Pada umumnya tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Tekstur tanah Ultisol bervariasi dan dipengaruhi oleh bahan induk tanahnya. Pada umumnya tanah Ultisol mempunyai struktur sedang hingga kuat, dengan bentuk gumpal bersudut dan biasanya berwarna kuning kecoklatan hingga merah. Ciri-ciri tanah Ultisol adalah sebagai berikut: 1. pH rendah 2. Daya simpan air terbatas 3. Kedalaman efektif terbatas 4. Derajat agregasi rendah dan kemantapan agregat rendah 5. Adanya peningkatan fraksi Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah Inceptisol, karena tanah ini mengandung bahan organic dan unsure hara yang cukup tinggi sehingga tanaman menjadi subur. Sedangkan tanah Ultisol merupakan tanah yang miskin unsure hara maupun bahan organic. Selain itu tanah ini juga mempunyai akumulasi liat pada horizon bawah permukaan tanah, sehingga mengurangi daya serap air dan meningkatkan aliran permukaan serta aerasi tanah.Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungan dengan air dan udara. Kemampuan tanah untuk menyimpan air di antara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan kecepatan tumbuhnya. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan di laboratorium maka diperoleh perhitungan dan dapat menentukan jenis tanah tersebut. Pada tanah Inceptisol tekstur tanahnya adalah lempung berliat dengan rasa dan sifat tanah yaitu agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang. Hasil persentasenya setelah dua jam adalah 34,35% pada liat, 21,39% pada debu dan 44,26% pada pasir. Sedangkan pada tanah Ultisol, tekstur tanahnya adalah lempung berpasir dengan rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Hasil persentase setelah dua jam adalah 17,10% pada liat, 19,32% pada debu dan 63,58% pada pasir. Pada percobaan tersebut, penetapan tekstur tanah dilakukan menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur tanah di laboratorium. Penetapan tekstur tanah menurut perasaan di lapangan dilakukan dengan memijit atau memirid tanah dengan sedikit dibasahi antara telunjuk dan ibu jari. Dengan perasaan ditentukan kira-kira banyaknya separat liat, debu dan pasir. Terdapt perbedaan antara liat, debu dan pasir. Pada tanah liat akan terasa kelekatannya diantara ibu jari dan telunjuk, pada debu terasa seperti bedak bila kering dan bila basah plasitasnya sedang melekat, sedangkan pada tanah pasir terasa kasar. Sedangkan cara penetapan tekstur tanah di laboratorium dilakukan atas dasar analisis mekanik atau percobaan dengan alat dan bahan-bahan yang telah disiapkan tentunya. Kelebihan penetapan tekstur tanah di laboratorium adalah lebih akurat melalui perconaan dan perhitungan yang tepat dan dengan catatan tidak ada faktor pengganggu. Sedangkan kelemahannya adalah lebih banyak menggunakan peralatan dan faktor-faktor pengganggunya harus diminimalisir agar mendapat hasil yang lebih akurat. Dan kelebihan penetapan tekstur di lapang diantaranya adalah lebih sederhana dan lebih menghemat waktu, karena bisa dilakukan secara langsung tanpa menggunakan alat-alat dan lebih mudah dilaksanakan. Sedangkan kelemahannya adalah hasilnya tidak akurat, dan tidak bisa tepat karena hanya menggunakan metode mengira-ngira. Selain itu keunggulan dari penetapan di laboratorium yaitu pisahan pasir, debu dan liat dapat terpisah dengan baik, tekanan dari debu dan liat dapat diukur. Sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi dan kurang praktis dilakukan. Tekstur tanah memiliki efek bagi pengolahan tanah, kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya. IV. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan adalah : 1. Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dalam dua cara yaitu penetapan tekstur tanah menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur tanah di laboratorium 2. Tekstur tanah pada penetapan tekstur tanah dilaboratorium diperoleh tekstur lempung berliat pada tanah inceptisol. Sedangkan pada tanah ultisol adalah lempung berpasir 3. Pada tanah inceptisol mengandung pasir sebesar 44,26%, debu 21,39% sedangakan liat 34,35% 4. Pada tanah ultisol mengandung pasir sebesar 63,58% debu 19,32% dan liat17,10% 5. Jenis tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah inceptisol, karena mengandung unsur hara dan bahan organik yang banyak 6. elebihan penetapan tekstur tanah dilaboratorium adalah lebih akurat. Sedangkan dilapang adalah lebih sederhana dan hemat waktu DAFTAR PUSTAKA Foth, Hendry D. 1994. DDIT edisi keenam. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama Foth, Hendry D. 1991. DDIT edisi ketujuh. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Islami, titiek dan Utomo, Wani Hadi. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Malang : IKIP Semarang Press Rafi’, Suryatna. 1995. Ilmu Tanah. Bandung : Angkasa TIM Dosen DDIT. 2010. Penuntun Praktikum DDIT. Bandar Lampung : Universitas Lampung LAMPIRAN PERHITUNGAN Diketahui: • Pada tanah Inceptisol Setelah 40 detik: setelah 2 jam: H1=23, T1=29°C H2=13, T2=28°C • Pada tanah Ultisol Setelah 40 detik: setelah 2 jam: H1=14, T1=28°C H2=5, T2= 28,5°C Dit: persentase pasir, debu dan liat? Jawab: Pada tanah Inceptisol Setelah 40 detik Fk = 0,36 (T-20) = (0,36 (28,5-20)) = 3,06 % debu + % liat = (H1 – B) + Fk x 100% BKM = (23 – 0) + Fk x 100% 46,75 = 55,74% setelah 2 jam % liat = (H2 – B) + Fk x 100% BKM = (13 – 0) + 3,06 x 100% 46,75 = 34,35% % debu= (% debu + % liat) - % liat = 55,74% - 34,35% = 21,39% % pasir = 100% - (% debu +% liat) =100% - 55,74% = 44,26% (Lempung berliat) Pada tanah Ultisol Setelah 40 detik Fk = 0,36 (T-20) = 0,36 (28,25-20) = 2,97 % debu + % liat = (H1- B) + Fk x 100% BKM = (14-0) + 2,97 x 100% 46,6 = 36,42% setelah 2 jam % liat = (H2-B) + Fk x 100% BKM = (5-0) + 2,97 x 100% 46,6 = 17,10% % debu= (% debu + % liat) – % liat = 36,42% - 17,10% = 19,32% % pasir= 100% - (% debu + % liat) = 100% - 36,42% = 63,58% (Lempung berpasir) PERTANYAAN 1. Bahan dan alat apa saja dalam pelaksanaan analisis tekstur yang harus ditimbang menggunakan timbangan analitik? Jawab: Alat yang ditimbang dengan timbangan analitik adalah contoh tanah kering. Tanah ini digunakan untuk penetapan tekstur dilapang laboratorium dan akan direaksikan dengan larutan calgon dan air. Penimbangan dilakukan agar perbandingan yang diperoleh akurat. 2. Jelaskan fungsi masing-masing bahan kimiawi yang digunakan pada penetapan tekstur secara hidrometer! Jawab: Larutan kimia yang digunakan adalah larutan calgon atau Na-heksa metafosfat. Fungsi dari larutan ini adalah mendispersikan partikel tanah agar lebih sempurna.

5 komentar:

  1. BAGAIMANA PENGARUH TEKSTUR PADA PENGOLAHANNYA??

    BalasHapus
  2. tekstur memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pengolahan jika tekstur tanah sudah diketahui maka kita akan dengan mudah menentukan cara yang terbaik untuk pengolahannya... ^_^ mungkin ada tambahan dari teman yang lainnya...

    BalasHapus
  3. bagaimana tekstur tanah aluvial hidromorf, aluvial kelabu kekuningan.asosiasi hidromorf kelabu,kompleks brown forest,kompleks mediteran. mediteran merah, kompleks grumosol kelabu..thanks

    BalasHapus
  4. Pengaruh terhDap apa ka?...

    BalasHapus
  5. bagaimana cara membedakan tekstur di lapangan yang lebih detil?

    BalasHapus