Minggu, 14 November 2010

Kalimat Efektif


I.                     PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah  alat komunikasi  yang digunakan manusia untuk menyampaikan suatu informasi, pendapat, gagasan, ataupun fikiran yang ada dalam dirinya untuk disampaikan kepada orang lain. Tanpa bahasa tidak mungkin berfikir secara sistematis, teratur dan berlanjut. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari seharusnya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Disamping itu, kita harus juga harus memperhatikan waktu dan tempat dalam dalam penggunaan bahasa.
Bahasa yang akan disampaikan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik dan benar harus memenuhi syarat dan unsur penting yang berlaku sehingga kalimat tersebut akan mudah dipahami pembaca atau pendengar. Inilah yang dimaksud kalimat efektif. Dalam pembentukan kalimat efektif, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan salah satunya adalah penghematan kata. Oleh sebab itu, penulis akan membahas tentang kalimat efektif khususnya mengenai penghematan kata.

1.2 Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas adalah :
I.            Apakah yang dimaksud kalimat efektif ?
II.            Apa sajakah ciri-ciri dalam kalimat efektif?

II.                    PEMBAHASAN
               

2.1 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat  yang singkat, jelas, dan tepat.

Jelas       : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat   : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat       : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Keefektifan kalimat dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain:
1. Kesepadanan

a. Memiliki Subjek dan Predikat yang jelas
Maksudnya struktur
kalimat minimal terdiri atas S dan P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.

b. Di depan Subjek tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina (
biasanya menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K (keterangan), bukan S (subjek).



Contoh :

Fauzi mengatakan bahwa pendapatannya sebagai petani semakin menurun.
      S                    P                                              K

Jika kalimat tersebut diberikan preposisi “menurut”, maka posisi subjek akan berubah menjadi frasa preposisional.

Menurut Fauzi pendapatannya sebagai petani semakin menurun.
                                  K                                   P

Menurut Fauzi => frasa preposisional => K

c.   Di depan Predikat tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan mengubah status Predikat menjadi Subjek.

Contoh :
Rossika mengumpul tugas mata kuliah ekonomertika.
      S              P                               O

Bila diberi
yang di depan P (mengumpul) berubah menjadi:
Rossika yang mengumpul tugas mata kuliah ekonometrika. => sehingga  Predikat berubah menjadi Subjek.

d. Tidak menggunakan Subjek ganda dalam kalimat majemuk

Contoh:
Bila
Agnes tidak diberi hadiah, ia akan berhenti kuliah.
            S                    P             S              P

e.   Tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud agar, agar supaya

Contoh:
Mesianna jogging setiap pagi bertujuan untuk menjaga kesehatan.

Agar kalimat tersebut efektif seharusnya kata “bertujuan” dan “untuk” tidak digunakan secara bersamaan.

- Mesianna jogging setiap pagi bertujuan menjaga kesehatan, atau
- Mesianna jogging setiap pagi untuk menjaga kesehatan.
 
f.    Konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di awal kalimat.
Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat.

Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

2. Keparalelan

Hal ini biasanya muncul dalam tipe kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinati
f maupun kalimat majemuk subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya S, P, O, digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan bentuk.
Contoh salah:
Tanggung jawab
Ahmad pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.

Contoh benar:
Tanggung jawab
Ahmad nanti adalah mengecat dinding luar, memasang lampu gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar mandi.

3. Kehematan dalam pemakaian kata atau frasa

a. Menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya

Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.

Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.

b. Menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau preposisi yang tidak tepat

Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

c.   Penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan

Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.

Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.

4. Keterpaduan gagasan tegas dan lugas

a. Hindarkan kalimat bertele-tele!

Contoh salah:
Sekiranya berkenan, mohon dengan amat sangat Bapak bersedia menghadiri acara pernikahan anak kami.

Contoh benar:
Kami mohon kehadiran Bapak dalam acara pernikahan anak kami.

b. Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!

Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.

Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, melainkan terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor
.

c. Gunakan pola aspek yang tepat!

Contoh salah:
Perkembangan kompoetensi siswa itu sangat cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.

Contoh benar:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen priba

5. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata

Contoh salah:
Pencuri kendaran bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.

Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap penduri kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.

6. Koherensi yang baik dan kompak

Contoh salah:
Ada satu kata asing pada judul tersebut, yang hingga dengan selesainya tulisan ini, saya tidak menemukan istilah yang pas sebagai penggantinya, serta muncul pada pertengahan penulisan, terinspirasi bacaan yang saya gunakan sebagai referensi.

Contoh benar:
Ada satu kata asing pada judul tersebut. Kata itu muncul pada pertengahan penulisan, terinspirasi bacaan yang saya gunakan sebagai referensi. Hingga dengan selesainya tulisan ini, saya tidak menemukan istilah yang pas sebagai penggantinya.

7. Cermat dalam tata tulis

Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atas KPC.

Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas KPC.

8. Kepenalaran atau logika yang sahih dan benar

Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.

Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, terdakwa segera dibawa ke dalam sel oleh petugas sipir.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

Adapun hal-hal yang menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif adalah:
1.   Kontaminasi = merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah

contoh:
-  diperlebar, dilebarkan (benar)
          diperlebarkan (salah)
-  saling memukul, pukul-memukul (benar)
          saling pukul-memukul (salah)

2.   Pleonasme = berlebihan, tumpang tindih

contoh:
-   para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
-   agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
- disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3.   Tidak memiliki subjek

contoh:
-   Buah mangga mengandung vitamin C. (benar)
-   Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (salah)

4.   Adanya kata depan yang tidak perlu

Contoh:
-   Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.
-   Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR.


5.   Kesalahan dalam penalaran
Contoh:
-   Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
-   Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

6.   Kesalahan pembentukan  kata

Contoh:
-   mensoal seharusnya menyoal
-   ilmiawan seharusnya ilmuwan

7.   Pengaruh bahasa asing

Contoh:
-   Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
-   Saya telah katakan (I have told) (seharusnya telah saya katakan)

8.   Pengaruh bahasa daerah

-   Sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
-   Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

2.2    Ciri-ciri kalimat efektif
               
Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya.
Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?”  Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”
      Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.





Kalimat efektif mempunyai empat ciri, yaitu:
1. Kesatuan
Kesatuan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek – predikat, predikat – objek dan predikat – keterangan. Sebuah kalimat harus mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.
      Contoh :
Meiko menginginkan handphone terbaru.
Reog adalah salah satu kebudayaan Indonesia.
Bagian yang digaris bawahi disebut subjek sedangkan bagian yang lainnya disebut predikat.
Bandingkan dengan contoh dibawah ini :
Kepada seluruh mahasiswa baru diharapkan untuk registrasi ulang.
Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinas Ainun sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata-kata yang digarisbawahi. Oleh karena itu, perlu dihilangkan sehingga menjadi:
Seluruh mahasiswa baru diharapkan untuk registrasi ulang.
Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinas Ainun sebagai pegawai negeri.
2. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.  Sehingga dibutuhkan kehematan dalam penggunaan kalimat. Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja.

Dalam penghematan kata ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Mengulang subjek kalimat
Sering kali kita mengulang subjek dalam satu kalimat sehingga membuat kalimat tersebut menjadi tidak jelas. Oleh karena itu, pengulangan kalimat yang demikian tidak diperlukan.

Contoh:
Reni segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan akhiran nya dan kata dia. Sehingga menjadi :
Reni segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
b. Hiponim dihindarkan

Dalam bahasa ada kata yang merupakan ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna yang bersangkutan.

Contoh :
Imelda berulang tahun pada hari Selasa.
Warna merah adalah warna kesukaan Kartika.
Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata hari dan warna. Sehingga menjadi :
Imelda berulang tahun pada Selasa.
Merah adalah warna kesukaan Kartika.
c. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’ selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan tempat, asal usul, sedangkan daripada berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.

Contoh penggunaan dari dan daripada yang tidak benar :
Pembantu dari tetangga saya Sabtu ini akan mudik.
Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus di utamakan.

Pemakaian yang benar :
Oci berangkat dari Tanggamus pukul 06.30 WIB.
Penjelasan dalam buku cetakan kedua mengenai cara menanam kelapa sawit lebih mudah dipahami daripada yang terdapat dalam buku cetakan kesatu.
 
3. Penekanan
Penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat agar lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara :
a. Pemindahan letak frase
Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
 lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan, bahwa ide yang dipentingkan diletakkan dibagian awal kalimat. Walaupun kedua kalimat tersebut memiliki pengertian yang sama namun memiliki ide pokok yang berbeda.
b. Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting, sehingga dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Kalimat diatas lebih jelas maksudnya dengan pengulangan kata yang dianggap penting. Selain dua hal yang disebutkan diatas, penekanan / penegasan dapat dilakukan dengan intonasi, partikel, kata, keterangan, kontras makna, pemindahan unsur dan bentuk pasif (Chaer, 2000).
i.      Penegasan dengan intonasi
Penegasan dengan intonasi dapat dilakukan dalam bahasa lisan. Caranya, adalah dengan memberikan penekanan lebih keras pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ditegaskan.
Contoh :
Yessica membaca ‘Trubus’ di teras.
Yessica membaca ‘Trubus’ di teras.
Yessica membaca ‘Trubus’ di teras.
Yessica membaca ‘Trubus’ di teras.
Dari kalimat-kalimat diatas, jika tekanan diberikan kepada Yessica maka kalimat tersebut yang membaca ‘Trubus’ adalah Yessica, bukan orang lain. Jika tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat tersebut berarti yang dilakukan Yessica di teras adalah membaca, bukan pekerjaan lain. Jika tekanan diberikan pada kata ‘Trubus’ maka kalimat itu berarti yang dibaca Yessica adalah Trubus bukan bacaan lain. Jika tekanan diberikan pada kata di teras maka kalimat tersebut berarti tempat Yessica membaca adalah di teras, bukan ditempat lain.
ii.     Penegasan dengan partikel
Partikel penegas yang ada dalam bahasa Indonesia diantaranya adalah yang, lah/yang dan pun/lah. Adapun aturan penggunaan partikel tersebut adalah sebagai berikut :
ü  Partikel ditempatkan diantara subjek dan predikat dalam kalimat verbal(kalimat yang predikatnya merupakan kata kerja) atau kalimat ajektival(kalimat yang predikatnya merupakan kata sifat).
Contoh:
1) Agus yang baik.
              (maknanya lebih tegas adalah “anak baik”).
2) Aku yang menanam pohon itu.
      (maknanya lebih tegas adalah “aku menanam pohon itu”)
ü  Partikel lah/yang ditempatkan diantara subjek dan predikat pada sebuah kalimat verbal dan ajektival. Partikel lah ini merupakan partikel yang lebih tegas.

Contoh:
1) Aguslah yang baik!
2) Akulah yang menanam pohon itu

Struktur kalimat dengan partikel ini biasanya diikuti oleh anak kalimat penjelas yang diawali dengan kata bukan.

Contoh:
Aku yang menanam pohon itu, bukan dia.
Aguslah yang baik, bukan Rio.

ü  Pada partikel pun/lah; partikel pun ditempatkan diantara subjek dan predikat, partikel lah dirangkaikan pada predikat yang berupa kata kerja intransitif.

Contoh:
Anipun keluarlah dari persembunyiannya.
Aguspun tenanglah mendengar kata-kata ibunya.




iii.    Penegasan dengan kata keterangan
Keterangan penegas yang biasanya digunakan untuk memberi penegasan adalah kata memang, karena dapat memberi penegasan pada predikat dan dapat pula pada subjek.

Contoh:
1) Meli memang belum menemukan bukunya.
2) Ari memang sudah mengirim surat itu.
Penegasan kalimat dengan kata keterangan penegas dapat pula lebih ditegaskan lagi dengan partikel penegas.

Contoh:
Memang dialah yang menanam pohon itu (sedangkan aku tidak menanam pohon itu).
Pemberian keterangan penegasan ini dapat pula dilakukan dalam bentuk anak kalimat yang diawali dengan kata penghubung, seperti apalagi, lagupula, bahkan, dan lebih-lebih lagi.

Contoh:
Menjadi mahasiswa yang berprestasi tidak semudah yang kamu bayangkan apalagi kalau kamu tidak berusaha untuk belajar dengan baik.
iv.    Penegasan dengan kontras makna
Penegasan dengan kontras dilakukan terhdap kalimat majemuk setara. Maka klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas karena dkontraskan atau dipertentangkan oleh klausa kedua.


Contoh :
Pengamen  itu dengan mudah mendapatkan uang seratus ribu sehari sedangkan kita meacari sepuluh ribu saja sulit.
v.   Penegasan dengan pemindahan unsur
Pemindahan unsur adalah memindahkan unsur atau bagian kalimat keposisi awal kalimat. Apabila unsur yang bukan subjek yang ingin ditegaskan, maka unsur tersebut harus ditempatkan pada posisi awal kalimat. Pemindahan tentu akan mengubah pola intonasi dan dapat mengubah stuktur kalimat secara keseluruhan.
a.   Pemindahan Predikat
Kalau tekanan sebuah kalimat akan diberikan pada predikat maka unsur predikat itu harus ditempatkan diawal kalimat. Namun, pemindahan unsur kalimat itu tidak begitu saja dapat dilakukan, tapi juga harus diperhatikan dulu jenis kata yang menduduki unsur predikat itu.

      a.1    Kalau predikatnya berupa kata kerja intransitif maka pemindahan predikat itu dapat dilakukan.

Contoh :
Pergi dia dengan tiba- tiba

Dalam hal ini untuk lebih menegaskan harus pula disertai dengan partikel- lah. Misalnya :

Pergilah dia dengan tiba- tiba
      a.2    Kalau kalimatnya berupa kata kerja transitif, maka predikatnya beserta objeknya harus dipindahkan sekaligus; san bila ingin diberi partikel –lah partikel itu harus dirangkaikan dibelakang objek.

Contoh :
Mengirim suratlah dia kepada bapaknya.
a.3    Kalau predikatnya berupa kata sifat atau farase sifat, maka predikat ini hanya dipindahkan ke posisi awal.

Contoh :
Sangat sedih Siti tadi pagi

a.4    Kalau predikatnya berupa kata benda, maka predikatnya dapat dipindahkan ke posisi awal.

Contoh :
Pegawai negeri ibuku
(kalimat asal “ ayahku pegewai negeri “ )

a.5    Kalau predikatnya berupa kata bilangan atau frase bilangan, maka predikat itu dapat dipindahkan posisi awal.

Contoh :
Dua ekor kura –kuranya
(kalimat asal “ kura-kuranya dua ekor ” )
b.   Pemindahan Objek
Objek sebuah kalimat aktif tansitif tidak dapt dipindahkan ke posisi awal kalimat karena objek tersebut terikat erat dengan predikatnya. Jika pada objek kalimat aktif transitif ingin tetap ditegaskan dengan menempatkannya pda awal kalimat, maka bentuk kalimat tersebut harus diubah menjadi bentuk kalimat pasif.

Contoh :
Oleh orangtuanya dia tidak diizinkan pergi  berenang.
c.   Pemindahan Keterangan

Semua unsur keterangan dapat dipindahkan keposisi awal kalimat.

Contoh :
Dengan kecewa Tuti meninggalkan pacarnya.

vi.    Penegasan dalam bentuk pasif.
Penegasan dalam bentuk pasif dimaksud untuk menegaskan peranan objek penderita. Objek dalam kalimat aktif transitif. Dengan demikian, peranan “penderita” dari ojek tersebut dapat tetap dipertahankan; walaupun fungsiny berubah menjadi subjek, tetapi perannya tetap sebagai penderita.

      Contoh :
‘Trubus’ dibaca Purna
(kalimat asalnya “ Purna membaca Trubus “)
4. Kevariasian
Untuk menghindari penggunaan kalimat dengan pola kalimat yang sama dan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan kebosanan pada pembaca maka dibutuhkan kalimat yang bervariasi.
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat  yang lain.

Kemungkinannya adalah :
a. Variasi dalam  pembuksaan kalimat

Dalam variasi pembukaan kalimat, kalimat dapat dibuka atau dimulai dengan :
a.1 Frase Keterangan
Dengan erat Cani menggengam tangan Ican( frase keterangan cara)

a.2 Frase Benda
Ipin dari Tribun menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhana untuk bertransmigrasi (frase benda)

a.3 Frase Kerja
          Didorongnya dengan kuat pintu yang tertutup rapat itu (frase kerja)

a.4 Partikel Penghubung
Karena tidur terlalu larut Locin bangun kesiangan.

b. Variasi dalam pola kalimat

Untuk menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek - predikat – objek dapat diubah menjadi predikat – objek –subjek atau lainnya.

Contoh :
Bapak Imam mengajarkan bahasa Indonesia pada kami ( S-P-O )
Mengajarkan bahasa Indonesia pada kami bapak imam ( P-O-S )

c. Variasi dalam jenis kalimat

Dalam mencapai keefektifitasan sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat tanya atau perintah.

Contoh :
.....pak Hurip sekali lagi menegaskan perlunya membuat kuisioner untuk kegiatan turun lapang usaha tani. Apakah kita mengerti perintah tersebut?
Penjelasan :
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Seharusnya penulisan kalimat tersebut dapat berupa kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efekifitas, penulisan kalimat tersebut memakai kalimat tanya.

d. Variasi bentuk aktif- pasif

d.1 Untuk mempelajari bahasa Indonesia, kita harus rajin membaca. Agar kita harus dapat memahami dan dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

d.2  Untuk mempelajari bahasa Indonesia, kita harus rajin membaca. Agar bahassa Indonesia dapat dipahami dan digunakan dengan baik dan benar.





III.                  KESIMPULAN

Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.       Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
2.       Ciri-ciri dalam kalimat efektif adalah kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian.


http://syienaainie.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar