Selasa, 19 April 2011

IDENTIFIKASI GEJALA PENYAKIT TANAMAN

IDENTIFIKASI GEJALA PENYAKIT TANAMAN
(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)



Oleh
Siti Nuraini
0814023115





JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011








I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Berasal dari gabungan kata bahasa Yunani: phyton berarti tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita; logos berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan lain-lain.
Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhana disebut epidemiologi.
Berdasarkan penyebabnya penyakit tumbuhan dikelompokkan dalam:
• penyakit yang disebabkan oleh penyebab non hidup (abiotik), penyakit demikian bersifat tidak menular (noninfectious), dan
• penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jasad hidup (biotik), yang bersifat menular.
Penyebab penyakit abiotik antara lain adalah kekurang unsur hara, suhu yang sangat rendah ataupun sangat tinggi, pencemaran (polusi). Penyekait tumbuhan biotik antara lain adalah jamur (fungi), bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan parasitik.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ilmu Penyakit Tumbuhan
2. Mengetahui Jenis-jenis Penyakit pada tanaman
3. Mengetahui jenis-jenis Jamur, bakteri atau virus penyebab penyakit



















II. METODOLOGI PERCOBAAN


A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Alat :
1. Kertas gambar
2. Pensil/pena gambar
Bahan :
• Daun Alpokat
• Daun Mengkudu
• Daun Mangga
• Daun Sirih
• Daun Durian
• Daun Jambu biji
• Daun Karet
• Daun Jarak


B. Cara Kerja

Untuk cara kerja praktikum kali ini cukup sederhana
• Siapkan sampel daun-daun tanaman yang terserang penyakit
• Siapkan kertas gambar dan alat tulisnya
• Setelah keduanya siap maka amati satu persatu bahan praktikum tersebut
• Amati dan tulis nama tumbuhan, gejala penyakit, patogen yang menyebabkannya serta tanda-tanda penyakit pada tumbuhan tersebut.














III. PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Daun Alpokat 1
2

Daun Mengkudu 1
2

Daun Mangga 1
2

Daun Sirih 1
2

Daun Durian 1
2

Daun Jambu Biji

Daun Jarak 1
2

Daun Karet 1
2




B. Pembahasan
Ilmu Penyakit Tumbuhan adalh ilmu yang mempelajari kerusakan yang disebabkan oleh organisme yang tergolong ke dalam dunia tumbuhan seperti Tumbuhan Tinggi Parastis, Ganggang, Jamur, bakteri, Mikoplasma dan Virus. Kerusakan ini dapat terjadi baik di lapangan maupun setelah panen.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Di samping itu untuk mempelajari Ilmu Penyakit Tumbuhan perlu diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN
Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (Fitopatologi) sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui dengan baik.
Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut (pandangan) :
1. Sudut BIOLOGI yang berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain.
2. Sudut EKONOMI yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain.
Sedang penyakit sendiri sebenarnya berarti proses di mana bagian-bagian tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit
Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya dibedakan menjadi sumber penular primer, sumber penular sekunder, sumber penular tertier dan seterusnya.
Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal beberapa peristiwa yaitu :
* . Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman inangnya.
* . Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman inangnya.
* . Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan tanaman inangnya.
* . Invasi adalah perkembangan patogen di dalam jaringan tanaman inang. Akibatnya adanya infeksi dan invasi akan timbul gejala, yang kadang-kadang merupakan rangkaian yang disebut syndrom. Pada gejala itu sering kita jumpai adanya tanda, misalnya tubuh buah atau konidi. Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa di atas terjadilah :
* . Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara permulaan infeksi dengan timbulnya gejala yang pertama. Namun demikian di dalam praktek sering dihitung mulai dari inokulasi sampai terbentuknya sporulasi pada gejala pertama tersebut hingga waktunya menjadi jauh lebih panjang.
* . Periode (masa) infeksi adalah waktu antara permulaan infeksi sampai reaksi tanaman yang terakhir, untuk inipun biasanya dihitung mulai saat inokulasi.
Siklus atau daur penyakit adalah rangkaian kejadian selama perkembangan penyakit. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup patogen yaitu perkembangan patogen dari suatu stadium kembali ke stadium yang sama. Siklus ini biasanya dapat dibedakan menajdi :
1. Stadium Patogenesis adalah stadium patogen di mana berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya.
2. Stadium Saprogenesis adalah stadium patogen di mana tidak berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya .
Berdasarkan kondisi sel yang dipakai sebagai sumber makanannya maka parasit atau patogen dapat dibedakan menjadi :
1. Patofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang masih hidup.
2. Pertofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang dibunuhnya lebih dahulu.



Faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya tanaman diserang oleh patogen, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Predisposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikan kerentanan atau penurunan ketahanan itu berupa faktor luar seperti suhu, kelembaban dan lain-lain.
2. Disposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikkan kerentanan itu berasal dari dalam artinya bersifat genetis atau bawaan.

Berdasarkan ekspresinya penyakit dapat dibedakan menjadi :
1. Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang selalu timbul dan menyebabkan kerugian yang cukup berarti.
2. Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang timbulnya secara berkala dan menimbulkan kerugian yang cukup berarti.
3. Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya tidak menentu dan tidak menimbulkan kerugian yang berarti.

Tanggapan tanaman inang terhadap patogen dapat merupakan sifat dari tanaman inang tersebut dan dapat dibedakan menjadi :
1. Tahan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut tidak dapat diserang oleh patogen.
2. Rentan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut dapat diserang oleh patogen, jadi merupakan lawan dari tahan.
3. Toleran apabila dalam keadaan biasa dapat menyesuaikan diri dengan patogen yang berada dalam jaringan tubuhnya sehingga tidak mempengaruhi kemampuan produksinya.
Bentuk yang ekstrem dari ketahanan tersebut disebut Kekebalan sedang bentuk ekstrem dari toleran disebut Inapparency, artinya dalam keadaan yang bagaimanapun juga tetap memiliki sifat tersebut.

• Daun Mangga
Tanaman mangga (Mangifera Indica L.) sebenarnya adalah tanaman asli negeri India, namun kini sudah menjadi tanaman yang tidak asing bagi masyarakat kita. Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat tanaman mangga, walaupun umumnya hanya berupa tanaman pekarangan rumah atau sebagai pelindung maupun sebagai tanaman sela di kebun-kebun warga, tetapi beberapa daerah seperti Indramayu, Cirebon dan Probolinggo dikenal sebagai sentra produksi mangga di Pulau Jawa.

Mungkin sifatnya yang mudah tumbuh, berdaun rindang dan memiliki banyak varietas dengan buah yang beraneka rasa inilah yang menyebabkan populernya tanaman mangga di Indonesia. Dibalik itu, karena banyaknya masyarakat yang menanam mangga disertai minimnya penguasaan teknik budidaya dan pengetahuan tentang hama dan penyakit, mengakibatkan kurang optimalnya produksi mangga di Indonesia.
Beberapa jenis penyakit yang umumnya menyerang tanaman mangga adalah:
- Penyakit :
Penyakit Gleosporium
• Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
• Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
Penyakit diplodia
• Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
• Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
Cendawan jelaga
• Penyebab: jamur Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis.
• Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
Bercak karat merah
• Penyebab: ganggang Cephaleuros sp. Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
• Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
Kudis buah
• Penyebab: Elsinoe mangiferae
• Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.
• Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
• Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
• Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
• Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
Penyakit Blendok
• Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan blendok (getah) yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
• Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
Bercak coklat ( stigmina mangiferae )
Penyebab : jamur stigmina mangiferae dengan gejala terdapat bercak yang berwarna gelap yang memebentuk konidium pada sisi bawah daun, bercak coklat kecil bergaris tengah 1-2 mmdan dikelilingi oleh klorosis.
Pengendalian : dengan benomyl, thioponate methyl dengan penambahan perata misalnya teepol, fungisida dan lain-lain.
• Daun ALpokat
Penyebab : Penyakit ini desebabkan oleh jamur Sphacelona perseaejenkins yaitu dengan gejala timbulnya bercak hitam pada daun serta timbulnya klorosis sehingga daun mulai menguning.
Pengendalian : dilakukan dengan fungisida antara lain bubur Bordoeax, oksilorida, tembaga dan benomyl.

• Daun Jambu Biji
Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh jamur Phylloctita, sp. Dengan gejala karat merah pada daun jambu biji, dan terdapat bercak-bercak bulat berwarna cokelat seperti beledu yang disebabkan oleh ganggang hijau Ceptaleoros viroscene.

• Daun Durian
Penyebab : disebabkan oleh jamur Oidium nelpheli . Oidium adalah cendawan parasit pada ' jaringan tumbuhan yang hidup. Konidiumnya dipencarkan oleh angin. Perkembangan 'penyakit tepung' ini terjadi selama periode-periode kering dengan kelembapan tinggi. Kondisi tersebut balk untuk perkecambahan konidium. Penyakit berkembang pesat apabila terjadi hari-hari kering selama musim penghujan. Cendawan dari Didium spp. Tiap spesies cendawan ini memiliki jenis tanaman kesukaan yang berbeda. Misalnya, Oidium farinosum (pada daun apel), Oidium tuckeri (pada daun anggur), Oidium tingitanium (pada daun jeruk), Oidium caricae (pada daun pepaya), dan Oidium nephelii (pada daun rambutan).
Dengan gejala timbulnya lapisan jamur berwarna putih seperti beledu / tepung daun serta adbya bercak pada daun yang disebabkan oleh Colletotrium downianis.

• Daun Sirih
Penyebab: bercak daun yang disebabkan oleh Corcospora devodendri, timbulnya bercak coklat pada daun yang lama akan menyebabkan mengerasnya daun dan memebentuk bulatan, timbulnya klorosis daun karena daun yang mulai menguning.

• Daun Mengkudu ( Morindae cofrifoia. L)
Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh jamur Physalospora morindae, dengan gejala terdapat bercak pada daun yang garis tengah 1-1.5 cm, berwarna putih kelabu bercak tua pecah hingga menjadi lubang.
Pengendalian: dengan pembakaran dan penyemprotan cairan pestisida nabati dengan bahan bwang putih yang dihaluskan dan pemabahan air sebanyak 2 liter.




• Daun Karet
Penyakit adalah gangguan yang terus menerus pada tanaman yang disebabakan oleh patogen, virus, bakteri dan jasad renix lain.
Beberapa jenis yang cukup merugikan antara lain:
1. Penyakit Embun Tepung.
Penyebab
Gejala


Pengendalian :
:


: -
-

-
-


Cendawan Oidium heveae
Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan merangas
Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.
Secara mekanis dengan menanam klon yang sesuai , pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban sadapan
Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
2. Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab
Gejala



Pengendalian :
:



: -
-


-
- Colletotrichum gloeosporioides
Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih bintik hitam (spora)
Penyebab oleh angin dan hujan
Dengan Fungisida

3. Penyakit Kanker garis.
Penyebab
Gejala






Pengendalian :
:


:

:

: -
-


-

-

-
Phytophthora palmivora butl
Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk
Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab
Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah.
Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)

4. Penyakit Jamur Upas.
Penyebab
Gejala

Pengendalian
:
:

: -
-

- Cortisium salmonicolor
Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman
lemah dan produksi turun.
Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan
fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).

5. Penyakit Bidang Sadapan
Penyebab
Gejala


Pengendalian :
:


: -
-

-
- Ceratocystis Fimbriata
Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu
Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap
Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban.
Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol

6. Penyakit Cendawan Akar putih.
Penyebab
Gejala


Pengendalian :
:


: -
-


-

-
-
- Cendawan Fomes Lignosus
Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur
Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih kekuningan
Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar
Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran
Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar
Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu diolesi fungisida.
• Daun Jarak

Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae.
Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah. Di Sumatera, Jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, Jarak disebut dengan Kalek.
Penyebab : penyakit ini disebabkan oleh virus, dengan gejala daun berkerut-kerut sehingga kasar dan tak terlihat sempurna.
Pengendalian : membersihkan lahan dari gulma dan tempat pembibitan harus diperhatikan.



IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan praktikum dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Berasal dari gabungan kata bahasa Yunani: phyton berarti tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita; logos berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain.
2. Mangga : jamur stigmina mangiferae
Alpokat : jamur Sphacelona perseaejenkins
Jambu Biji : jamur Phylloctita, sp
Daun Durian : jamur Oidium nelpheli
Daun Sirih : oleh Corcospora devodendri
Daun Mengkudu : jamur Physalospora morindae,
Jarak Oleh virus


DAFTAR PUSTAKA

Djafaruddin.2008.Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman.Bumi Aksara:Jakarta.
http://www.heqris.com/2009/07/hama-tanaman-part-ii.html#ixzz1JNZrtpxH

http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/penyakit-tanaman.html

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-mangga.html
http://www.tamanmundu.com/budidaya-tanaman/28-budidaya/9-budidaya-mangga.html
http://www.heqris.com/2009/07/hama-tanaman-part-ii.html#ixzz1JNZc82p9
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-mangga.html
Pracaya.2007.Hama dan Penyakit Tanaman.Penebar Swadaya:Jakarta













LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar